‘’ BERKAH DARI NEGERI YANG DI BERKAHI ‘’
Oleh : Mas Arifin Salamun
“ Berkah dari Negeri yang di berkahi “ adalah sederetan kata yang sengaja saya pilih untuk menjadi logo atau judul bagi rumah yang baru saja saya bangun di dunia maya, yang beralamat di www.min-syaamina.blogspot.com, sesungguhnya menyimpan makna yang cukup luas yang insya Allah juga akan membawa berkah. Untuk mengetahui ada apa di sebalik sederetan kata itu, mari kita ikuti penjelasan berikut :
Berkah atau sering juga di tuturkan dengan berkat, sesungguhnya berasal dari bahasa arab barokah, hanya karena lidah kita bangsa Indonesia lebih mudah mengucapkan berkah atau berkat sehingga kata barokah terasa jarang di gunakan.
Ibnu Manzhur dalam kitab kamus bahasa arabnya yang masyhur, Lisanul Arab, menuturkan : Al Barokatu : annamaa u waz ziyadah, artinya bertambahnya nilai. Beliau juga menuturkan makna barokah dari Imam Farro` ketika beliau memberikan makna lafadz wa barokaatuh dalam bacaan tasyahud sholat. Imam Farro` menuturkan : Al barokaatu : assa`adah, artinya barokah adalah kebahagiaan. Selanjutnya, Syaikh Ash-Showiy dalam Hasiyah Ash-Showi ketika beliau menafsirkan kalimat barokaat dalam ayat 96 surah Al A`rof , menuturkan makna barokaat adalah : ziyaadatul khoir fisy syaii`, artinya bertambahnya kebaikan pada sesuatu. Penafsiran senada juga di tuturkan oleh DR. Mushthofa Dib Al Bugho, doktor yang mengajar Ilmu Tafsir dan Ilmu-ilmu Al Qur`an Fakultas Syari`ah Universitas Damaskus Syria. Menurut beliau, makna barokaat dalam ayat 96 surah Al A`rof adalah bertambah dan kekalnya kebaikan ilahi pada sesuatu.
Barokah yang kemudian di terjemahkan dengan kata “ berkah “, sesungguhnya adalah kalimat masdar ( kata dasar ), bentuk fiil madly ( kata kerja masa lalu ) nya adalah baroka, kemudian dari kata ini terbentuk kalimat-kalimat sebagai berikut :
1. Baaroka, artinya memberkati atau memberikan berkah, seperti dalam susunan kalimat ketika seorang guru mendoakan siswanya : “ Baarokallahu fiika ( Semoga Allah memberkatimu ) “.
2. Tabaaroka, artinya Maha Suci atau Maha Luhur.
Masih banyak lagi kalimat-kalimat yang terbentuk dari satu kalimat : barokah atau baroka ini, namun kita cukupkan dua kalimat saja. Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut, pembaca bisa merujuk ke berbagai kamus bahasa arab, misalnya Lisanul Arab, Mu`jam Maqooyis Al Lughoh atau Mukhtaar Ash – Shoohah. Bisa juga membuka Kamus Arab – Indonesia Al Ashriy atau Al Munawwir.
Selanjutnya agar lebih lengkap, kita ambil juga keterangan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus ini memberikan pengertian kalimat berkah atau berkat sebagai berikut :
1. Karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup manusia, seperti dalam kalimat berikut : “ Mudah-mudahan Tuhan melimpahkan berkat– Nya kepada kita “.
2. Doa restu dan pengaruh baik yang mendatangkan selamat dan bahagia dari orang-orang yang di hormati atau di anggap suci ( keramat ), seperti orang tua, guru, pemuka agama, contohnya dalam kalimat berikut : “ Sebelum berangkat meninggal kan kampung halaman, terlebih dahulu dia memohon berkat kepada gurunya “.
3. Makanan atau apa saja yang di bawa pulang sehabis kenduri, seperti dalam kalimat berikut : “ Ketika pulang dari acara genduri itu, masing-masing undangan pulang ke rumahnya dengan membawa berkat “.
4. Berkat juga bermakna : karena atau akibat dari, misalnya dalam kalimat : “ berkat pertolongannya kami dapat selamat kembali ke kampung “.
Kemudian kata “ berkat “ terbentuk kata-kata berikut :
A : mem berkat i , dengan makna :
1. memberi berkat, contoh kalimat : “ Semoga Allah mem berkat i usaha kita “.
2. berdoa supaya Tuhan mendatangkan berkah, seperti dalam kalimat berikut : “ Penghulu itu mem berkat i kedua pengantin “.
3. Mendatangkan kebaikan, keselamatan, dsb, seperti dalam contoh : “ Barang-barang curian tidak akan mem berkat i “.
B : Ke berkat an , maknanya keberuntungan, kebahagiaan.
C : Pem berkat an , maknanya proses, perbuatan, cara memberikan berkat.
Selanjutnya, deretan kata berikutnya adalah Negeri yang di berkahi. Negeri manakah yang saya maksud ? Sebuah negeri yang memiliki nilai berkah, nilai kebahagiaan dan keselamatan, , nilai kekeramatan dan nilai kebaikan ilahi yang abadi dan kekal. Juga sebuah negeri yang di doakan keberkahan dan kebaikan yang banyak di sinyalir Rasulullah dalam beberapa haditsnya. Negeri ini adalah Negeri SYAM. Ya Negeri Syam, sebuah negeri yang masyhur sejak lama, sebuah negeri yang 1500 tahun yang lalu, pernah di kunjungi Rasulullah bersama Pamanda beliau Abu Tholib ketika mengadakan hubungan bisnis dengan masyakarat negeri ini. Sebuah negeri di mana Rasulullah telah bertemu dengan Rahib Buhairo, seorang rahib Nasroni yang mengetahui tanda-tanda kenabian dan kerasulan Rasulullah.
Negeri Syam sesungguhnya adalah sebuah daratan yang memanjang di pesisir timur Laut Tengah, sebelah timur memanjang sampai daratan kepulauan Syria di sisi timur Sungai Furot ( Euprat ), dan sebelah utara memanjang mulai Turki sampai perbatasan Mesir dan kepulauan arab selatan. Pada waktu sekarang, Negeri Syam meliputi beberapa Negara arab, yaitu Syria, Palestina, Yordania, Lebanon dan beberapa bagian dari Negara Turki. Penduduk negeri ini di kenal dengan Asy – Syawaam.
Ada beberapa pendapat mengenal asal mula atau sejarah pemberian nama negeri ini dengan Negeri Syam, diantaranya yang paling masyhur bahwa Syam muncul dari nama seorang tokoh bernama Sam bin Nuh, yang dalam bahasa Suryaniyah di lafadzkan menjadi SYAM, yakni sebuah negeri yang menjadi tempat tinggal anak keturunan Sam bin Nuh, ketika mereka ( Bani Kan`an ) pindah ke negeri ini. Sebutan Negeri Syam juga di peruntukkan untuk Kota Damaskus atau kota Dimasku, kota yang di bangun oleh Sam Bin Nuh.
Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arab menuturkan bahwa Negeri Syam adalah beberapa Negara yang berada di bagian utara kiblat ( Ka`bah ). Dengan demikian asal mula Negeri Syam di sebut Syam karena negara-negara yang termasuk Negeri Syam berada di sebelah utara kiblat kaum muslimin.
Kita ketahui bahwa Bangsa Arab Mekah zaman dahulu secara rutin mengadakan perjalanan bisnis ( misi dagang ) dalam setahun sebanyak dua kali, yaitu perjalanan dagang pada musim panas dan perjalanan dagang pada musim dingin. Selama dalam dua kali misi dagang ini, terkadang mereka berdagang menuju negara-negara bagian utara Mekah, tepatnya mereka menuju Negeri Syam, dan dalam kesempatan lain mereka juga mengadakan perjalanan dagang ke negara bagian selatan yakni Yaman. Tradisi bangsa arab Mekah berdagang dalam setahun sebanyak dua kali ini di abadikan Al Qur`an dalam surah Al Quraisy. Dan Rasulullah sendiri, ketika usia remaja pernah menemani Pamanda beliau Abu Thalib dalam misi dagang ke Negeri Syam dan di sana beliau bertemu dengan Rahib Nashroni yang sholeh bernama Buhairo yang mengetahui tanda-tanda kenabian beliau. Tentang rahib sholeh berikut kanisah-nya ini, dapat Anda telusuri jejaknya di Bushro, di sana ada bangunan yang masih tampak megah berupa kanisah tempat Rahib Buhairo beribadah.( fhoto di atas ada Kanisah atau Gereja Rahib Buhairo ).
Negeri Syam yang meliputi Syria, Palestina, Yordania, Lebanon dan beberapa bagian dari Negara Turki, memang memiliki banyak keistimewaan. Tentang Mesir, orang sering bilang, terutama yang pernah dan yang sedang menuntut ilmu di negeri Kinanah itu, bahwa Mesir adalah Negeri para Nabi, dan tentu saja itu tidak berlebihan karena benar adanya. Di negeri Kinanah itu, Allah mengutus salah satu Rasul Ulul Azmi, Nabi Musa `alaihissalam guna membimbing umatnya Bani Israil. Dalam da`wahnya beliau di bantu Nabi Harun. Kembali menyinggung Negeri Syam, Allah memberikan keitimewaan tersendiri, meskipun sampi detik ini salah satu negara yang termasuk Negeri Syam, yakni Palestina, sedang berada dalam peperangan melawan Bangsa Yahudi.( Semoga Allah segera memberikan kemenangan sejati kepada Bangsa Palestina dan Kaum Muslimin ).
Saya ambil kembali deretan kata yang menjadi judul blog saya : ‘’ Negeri yang di berkahi ‘’. Dengan kalimat ini, saya ingin mengatakan bahwa negeri Syam adalah negeri yang di berkahi, negeri yang memiliki nilai berkah, nilai kebahagiaan dan keselamatan, , nilai kekeramatan dan nilai kebaikan ilahi yang abadi dan kekal. Saya kira ungkapan ini tidak terlalu berlebihan, atau dengan kata lain bukan saya fanatic dan cinta abiz dengan Negeri Syam sebab saya sekarang belajar di salah satu negara yang menjadi bagian negeri Syam, yaitu Syria, sama sekali bukan demikian. Tetapi ungkapan Negeri yang di berkahi saya ambil dari ungkapan ayat-ayat Al Quran dan berbagai hadits. Anda tidak percaya ?? Silakan simak ayat pertama dari Surah Al Isro` yang menyampaikan sebuah peristiwa agung dalam sejarah Umat Islam, yaitu Peristiwa Isro` Mi`roj Rasullah.
Allah berfirman :
سبحان اللذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى اللذي باركنا حوله لنريه من آياتناإنه هو السميع البصير
Artinya ;
Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. ( QS. Al Isro` 1 ).
Ada beberapa pelajaran yang penting yang dapat kita ambil dari ayat ini. Setidaknya dapat saya sampaikan sebagai berikut :
1. Ayat ini di awali dengan lafadz : ‘’Subhana ‘’. Beberapa kitab tafsir memberikan makna tanziih, yakni mahasuci, atau ungkapan kekaguman atas kemahasucian Allah dan kemahaagungan-Nya. Lafadz ini juga mengisyaratkan bahwa setelah lafadz subhana, akan di tuturkan sebuah peristiwa yang luar biasa yang sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya. Dari segi nahwu, lafazd subhana adalah maf`ul mutlaq untuk fi`il dan fa`il yang di sembunyikan, yaitu kalimat usabbihu.
2. Kalimat : ‘’ asroo ‘’. Fi`il ( kata kerja ) adalah fiil lazim, artinya kata kerja yang tidak membutuhkan maf`ul ( objek ) dan hamzah pada kalimat asroo, bukan lit ta`diah, bukan untuk membentuk kalimat ini menjadi fiil yang muta`addi ( yang membutuhkan maf`ul ). Hanya saja dalam terjemah bahasa Indonesia sering di terjemahkan ‘’ memperjalankan hambanya ‘’, seakan-akan asroo adalah fi`il muta`addi. Keterangan ini bisa Anda rujuk ke kitab-kitab tafsir, diantaranya Hasiyah Ash Showi `ala Tafsir al jalalain. Lebih lanjut, asroo maknanya memperjalankan pada malam hari.
3. Kalimat ; ‘’ bi`abdihi ‘’. Sebagaimana kita ma`lum bahwa yang di maksud dengan `abdihi dalam ayat adalah Nabi Muhammad SAW, lalui mengapa ayat ini menggunakan kalimat `abd , artinya hamba, bukan menggunakan kalimat ‘’ binabiyyihi ( nabi – Nya ‘’ atau ‘’ birasulihi ( Utusan – Nya ) ‘’ ? Terjemahan dalam bahasa Indonesia, ayat 1 surat Al Isro` ini di terjemahkan sebagai berikut : ‘’ Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam ‘’. Bukankah lebih tepat jika di gunakan lafadz ‘’ binabiyyihi ( nabi – Nya ‘’ atau ‘’ birasulihi ( Utusan – Nya ), sehingga dalam terjemahnya versi bahasa Indonesia di terjemahkan : ‘’ Maha suci Allah, yang telah memperjalankan Nabi -Nya / Rasul – Nya pada suatu malam ‘’ ? Ternyata pemilihan kata ‘’ bi`abdihi ‘’ ( hamba-Nya ) memiliki rahasia yang agung, diantaranya memberikan isyarat bahwa Nabi Muhammad, bagaimanapun agungnya derajat beliau di sisi Allah, tetaplah hamba Allah. Hamba Allah yang menghambakan diri kepada-Nya tanpa mempersekutukan dengan yang lain. Lebih lanjut memberikan pengajaran kepada kita agar tidak kelewat batas dan tersesat sebagaimana umat Nabi Isa yang menganggap beliau ‘’ ibnullah ( putra Allah ) ‘’.
Lalu, dalam hubungannya denga peristiwa isro` mi`roj, pemilihan kata ‘’ abd ( hamba ) ‘’ di maksudkan untuk menegaskan bahwa yang di isro` kan, yang di perjalankan Allah pada malam isro, adalah jasad dan ruh beliau, bukan hanya ruhnya saja, sebab yang namanya `abd ( hamba ) adalah gabungan jasad dan ruh, antara badan dan nyawa. Memang benar, ada riwayat dari Aisyah bahwa Rasullullah isro` hanya ruhnya saja, akan tetapi riwayat ini tidak bisa di terima sebab peristiwa besar ini terjadi sebelum hijrah beberapa saat setelah wafatnya dua tokoh utama penolong Nabi, yaitu isteri tercinta beliau Sayyidatina Khodijah dan Paman Abu Tholib, sedangkan Aisyah menjadi isteri Rasulullah dan ikut bersama Nabi setelah hijrah ke Madinah. Dengan kata lain, ketika terjadi peristiwa isro` mi`roj, Sayyidatina Aisyah belum hidup serumah dengan Rasulullah.
4. Selanjutnya lafadz : ‘'ila masjidil aqsho alladzi baarokna haulahu ‘’. Rangkaian kalimat inilah yang ada hubungannya dengan apa yang kita bahas dari deretan kata : Negeri yang di berkahi. Kita tahu bahwa Masjidil Aqsho berada di Palestina, dan Palestina adalah salah satu negeri Syam. Lalu kalimat ; alladzi baarokna haulahu, artinya ‘’ yang telah Kami berkahi sekelilingnya ‘’. Maksudnya Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkah dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya. Daerah-daerah sekitarnya ini adalah negara-negara dari Negeri Syam Syria, Palestina, Yordania, Lebanon.
Benarkah Negeri Syam adalah Negeri yang di berkahi ? Tentu saja benar, sebab jika kita membaca sejarah, di negeri-negeri ini Allah banyak menurunkan dan mengutus para Nabi sebagaimana pula di turunkan di Mesir. Dan para Nabi tentu saja salah satu sumber berkah bagi negeri yang di datanginya.
Tidak hanya ayat di atas saja yang menuturkan bahwa negeri Syam adalah Negeri yang di berkahi. Banyak sekali hadits yang menjelaskan keberkahan negeri Syam. Diantaranya hadits berikut yang mengungkapkan tentang doa Rasulullah memohonkan berkah untuk Negeri Syam :
عن ابن عمر رضي الله عنهما ان النبي صلى الله عليه وسلم قال :" اللهم بارك لنا فى شامنا اللهم بارك لنا فى يمننا ". قالها مرارا، فلما كان فى الثالتة او الرابعة ، قالوا : يا رسول الله، ففى عراقنا ؟ قال صلى الله عليه وسلم : " بها الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشياطين "
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra Rasulullah saw bersabda : (( Ya Allah berkahilah negeri Syaam kami dan negeri Yaman kami)), beliau mengucapkannya berkali-kali, dan di saat kali yang ketiga atau keempat sahabat menyela: Yaa Rasulullah, dan juga di negeri Iraq. Beliau menjawab: (( Di sana akan banyak terjadi gempa, fitnah dan juga di sana merupakan tempat munculnya tanduk Syaitan)”.
Jelas sekali Rasulullah mendoakan dan memohonkan berkah untuk Negeri Syam dan juga Yaman. Dan hadits ini juga mengisyarakan tentang kabar masa depan yang di sinyalir Rasulullah 15 abad yang lalu tentang kondisi negara Iraq. Rasulullah menerangkan bahwa di Iraq akan banyak terjadi gempa, fitnah dan juga di sana merupakan tempat munculnya tanduk Syaitan, dan kini hal itu telah terjadi. Bukankah sekarang ini di Iraq sedang dan telah terjadi fitnah besar ? Peperangan dan penjajahan belum juga berhenti, bahkan sinyalir Rasulullah tentang munculnya tanduk syetan, tidak menutup kemungkinan adalah Amerika Serikat dan sekutunya, yang bekerjasama membuat fitnah dan malapetaka di negeri Iraq. Kita berdoa semoga Allah segera memberikan solusi terbaik buat negara Iraq. Amiin.
Selanjutnya, masih tentang berkah Negeri Syam, kita simak dua hadits berikut :
عن ابى درداء رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : " بينما انا نائم اذ رايت عمود الكتاب احتمل من تحت راسي فظننت انه مذهوب به فاتبعته بصري فعمد به الى الشام الا وان الإيمان حين تقع الفتن بالشام ".
Artinya:
“Dari Abu Darda’ ra dia berkata: Rasulullah saw berkata: (( Di saat tidur aku melihat tiang-tiang kitab (iman) telah diambil para malaikat dari bawah kepalaku, aku sangka iman akan tercabut dari muka bumi ini. Sampai akhirnya aku melihatnya dibawa menuju negeri Syam. Tidahkah kalian ketahui bahwa Iman akan tetap ada di negeri Syam di saat terjadi fitnah.”))
عن معاويه بن قرة عن أبيه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " اذا فسد أهل الشام فلا خير فيكم لا تزال طائفة من أمتي منصورين لا يضرهم من خذلهم حتى تقوم الساعة "
Artinya:
” Dari Muawiyah ibn Qurrah dari ayahnya bahwa dia berkata: Rasulullah bersabda: ((Apabila penduduk negeri Syaam telah rusak, maka tidak ada kebaikan lagi untuk kalian. Akan tetapi di sana akan senantiasa ada sekelompok kaum yang akan selalu menang menghadapi musuh-musuh Islam, dan tidak akan mampu orang-orang yang menghianati mereka menimpakan kemadharatan atas mereka )).
Ala kulli hal, keberkahan Negeri Syam tidak mungkin di pungkiri lagi jika merujuk ke berbagai hadits yang di tuturkan Rasulullah. Kalau para mahasiswa Universitas Al Azhar Cairo sering bilang bahwa Bumi Kinanah, bumi Mesir adalah Bumi Para Nabi dan hal itu sangat tepat sekali, maka para mahasiswa yang menuntut ilmu di Syria, Palestina, Yordania dan Lebanon boleh merasa sangat beruntung sebab mereka sedang menuntut ilmu di Negeri Syam, Negeri yang di berkahi dan yang di mohonkan keberkahannya oleh Rasulullah. Dan tentu saja, kesempatan menuntut ilmu di Negeri Syam adalah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi para mahasiswa khususnya yang datang dari daratan Asia Tenggara, lebih khusus lagi para mahasiswa dari Indonesia. Lalu, sudahkah kesempatan emas dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh para mahasiswa untuk berlomba memburu mutiara di Negeri Syam ?
Jawabannya tentu kembali kepada para mahasiswa sendiri yang sedang berdomisili di Negeri Syam.
Sekali lagi, Ala kulli hal keberkahan Negeri Syam tidak mungkin di pungkiri lagi, dan deretan kata “ Berkah dari Negeri yang di berkahi “ yang menjadi judul blog saya adalah sekedar setitik dari usaha saya untuk tabarrukan dengan negeri yang di berkahi ini, di iringi harapan semoga apa saja yang saya persembahkan lewat blog ini, apa saja yang saya posting dan saya publikasikan lewat blog ini, baik artikel, cerpen atau apa saja, kiranya bisa menjadi berkah yang mendatangkan nilai berkah, nilai kebahagiaan dan keselamatan, , nilai kekeramatan dan nilai kebaikan ilahi yang abadi dan kekal bagi saya pemilik blog maupun para pembaca dan pengunjung blog saya. Dan itu , tentu saja dengan tetap membuka lebar-lebar buat para pembaca untuk memberikan kritik dan komentar agar berkah yang sudah ada dalam blog ini semakin memancarkan sinar dan memberikan manfaat dan maslahat buat kita semua.
Akhirnya, semoga Allah memberkahi kita sebagaimana Allah telah memberkahi Negeri Syam. Amiiin
Kunjungi Situs ini dan buruan gabung !!
Informasi yang bagus...
BalasHapusSaya juga ingin menambahkan bahwa dari hadits yang berkenaan dengan akhir zaman, negeri syam ini kelak akan menjadi pusat pemerintahan Islam
berikut sy kutip dari voa Islam:
Pertama, hadits Ibn Hawalah menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
لَتُفْتَحَنَّ لَكُمْ الشَّامُ ثُمَّ لَتُقْسَمَنَّ لَكُمْ كُنُوْزُ فَارِسِ وَالرُّوْمِ وَلَيَكُوْنَنَّ ِلأَحَدِكُمْ مِنَ الْمَالِ كَذَا وَكَذَا حَتَّى إِنَّ أَحَدَكُمْ لِيُعْطَى مِائَةَ دِيْنَارٍ فَيَتَسَخَطَهَا ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِى فَقَالَ يَا اِبْنَ حَوَالَةَ إِذَا رَأَيْتَ الْخِلاَفَةَ قَدْ نَزَلَتِ اْلأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ أَتَتْ الْزَلاَزِلُ وَالسَّلاَسِلُ وَاْلبَلاَبِلُ وَالْفِتَنُ وَاْلأُمُوْرُ اْلعِظاَمُ وَالسَّاعَةُ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدِي هَذِهِ إِلَى رَأْسِكَ
"Sungguh Syam akan ditaklukan untuk kalian. Kekayaan Persia dan Roma akan dibagikan kepada kalian. Kemudian salah seorang dari kalian akan memiliki harta begini dan begini hingga salah seorang akan diberi harta seratus dinar, tetapi ia marah karenanya.” Kemudian Beliau meletakkan tangannya di kepalaku dan bersabda, “Jika engkau telah melihat Khilafah menempati tanah yang disucikan (Palestina) maka akan datanglah saatnya banyak gempa, guncangan, fitnah dan perkara-perkara besar. Saat itu Kiamat lebih dekat dari manusia daripada tanganku ini dari kepalamu.” (HR. Ahmad, Abu Dawd, ath-Thabrani, al-Hakim, al-Baihaqi dan adh-Dhiya)
Berdasarkan hadis ini, Khilafah yang akan singgah di Baitul Maqdis itu bukanlah Khilafah pada masa Umar (yang pernah menaklukannya). Sebab, peristiwa besar dan guncangan yang diceritakan di dalam hadits belum terjadi. Peristiwa tersebut baru akan terjadi setelah Khilafah yang kedua, yaitu Khilafah yang saat ini sedang diperjuangkan dan dinantikan oleh kaum Muslim.
Kedua, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
أَلاَ إِنَّ عُقْرَ دَارِ الْمُؤْمِنِينَ الشَّامُ
"Ingatlah, ibukota negeri kaum Mukmin adalah Syam." (HR Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Asakir dalam Kanzul-Ummal)
Ketiga, Masirah bin Jalis bertutur, berdasarkan penuturkan dari al-Walid bin Muslim, dari Marwan bin Janah, dari Yunus bin Maisarah al-Jabalani, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
هَذَا اْلأَمْرُ كَائِنٌ بِالْمَدِيْنَةِ ثُمَّ بِالشَّامِ ثُمَّ بِالْجَزِيْرَةِ ثُمَّ بِالْعِرَاقِ ثُمَّ بِالْمَدِيْنَةِ ثُمَّ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ
"Urusan (Pemerintahan Islam/Khilafah) ini akan berada di Madinah (Yatsrib), lalu di Syam, kemudian di Jazirah (Damaskus), selanjutnya di Irak, lalu di Madinah (Konstantinopel), dan kemudian di Baitul Maqdis (Palestina)." (HR Ibnu Asakir)
Keempat, Abdurrahaman bin Abi Umairah al-Mujni mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
هُنَاكَ فِيْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سَتَكُوْنُ الْبَيْعَةُ
"Di sana, di Baitul Maqdis, akan terjadi baiat (kepada Imam/Khalifah)." (HR. Ibnu Asakir) Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Hakim dan beliau mensahihkannya.
Kelima, Abdullah bin Umar radliyallah 'anhuma berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
سَتَكُونُ هِجْرَةٌ بَعْدَ هِجْرَةٍ فَخِيَارُ أَهْلِ اْلأَرْضِ أَلْزَمُهُمْ مُهَاجَرَ إبْرَاهِيْمَ
"Akan ada hijrah setelah hijrah. Penduduk bumi paling baik adalah orang yang menempati tempat hijrahnya Ibrahim (Syam/Palestina)." (HR Al-Hakim)
Al-Hakim berkata, “Hadits ini sahih sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim meski keduanya tidak meriwayatkannya." Wallâhu a’lam. (PurWD/voa-islam.com)