Telah menjadi
sunnatullah dan hukum alam bahwa makan minum telah menjadi kebutuhan
yang tak boleh tidak bagi setiap makhluk hidup. Tanpa makan minum,
makhluk hidup tidak mungkin mengalami pertumbuhan. Setiap tumbuhan
memerlukan makanan setiap hari agar bisa bertambah besar, semua jenis
hewan juga sama, mereka butuh makanan, demikian juga manusia, makan dan
minum telah menjadi bagian kehidupan mereka. Hanya saja, bagi masyarakat
manusia, terutama manusia muslim, makan dan minum bukanlah segalanya,
sebab hidup mereka bukanlah untuk makan dan minum. Bagi manusia, makan
dan minum hanyalah sebuah syarat agar bisa melangsungkan kehidupan. Dan
tujuan kehidupan mereka sesungguhnya adalah mengabdi dan menghambakan
diri hanya kepada Allah SWT. Meskipun demikian, makan dan minum tetaplah
menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab pengabdian kepada
Allah sebagai tujuan kehidupan setiap manusia muslim, tidak akan
berjalan sempurna jika manusia tidak mengkonsumsi makanan. Allah sendiri
telah menetapkan bahkan memerintahkan agar segenap manusia mengkonsumsi
makanan agar kehidupan mereka terus berlanjut.
Hanya
saja yang menjadi pertanyaan, makanan yang bagaimana yang harus di
konsumsi manusia khususnya manusia muslim ? Allah dengan tegas
menjelaskan bahwa makanan yang harus di konsumsi manusia adalah makanan
yang halal, baik halal secara lahirnya maupun halal dari cara
mendapatkannya. Mengapa harus makanan yang halal yang harus di konsumsi
manusia ? Apakah pengaruhnya bagi kehidupan, bagi watak, karakter dan
sikap, jika mengkonsumsi makanan yang tidak halal alias makanan yang
haram ? Inilah yang akan kita coba bahas dalam kesempatan khutbah kali
ini.
Pernahkah kita memikirkan tentang makanan yang kita
konsumsi setiap hari ? Pernahkah kita mempertanyakan kepada diri kita
sendiri tentang status kehalalan makanan yang kita makan ? Lalu,
pernahkah kita mempertanyakan juga tentang sumber makanan yang kita
dapatkan, bagaimana cara mendapatkannya, sudah halalkah caranya, atau
malah bercampur dengan cara yang haram ? Sebagian kita bahkan mungkin
tak pernah memikirkan halal haramnya makanan, barangkali halal lahirnya,
tapi cara mendapatkannya seharusnya menjadi pemikiran kita, sebab
jangan-jangan makanan yang kita makan tercampuri dengan hal yang haram.
Barangkali sebagian besar kita menganggap makanan, halal atau tidak,
hanyalah masalah sepele. Masalah kecil yang tak perlu dipikirkan. Sebab
makanan yang halal atau haram, ujungnya juga sama, harus berakhir di
tempat pembuangan. Namun, bagaimana reaksi kita jika kita mendengarkan
penjelasan Rasulullah tentang bahayanya makanan haram jika kita
konsumsi, tidak kah kita seperti terbetot dan tersentak untuk memikirkan
status makanan yang kita makan ?
Rasulullah pernah bersabda :
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُخْطٍ فَالنَّارُ اَوْلَ يِهِ
Setiap
daging dari tubuh manusia, yang tumbuh membesar dari benda dan asal
yang haram, maka sungguh hanyalah nerakalah yang layak untuknya…
Allah SWT dengan tegas memperingatkan kita manusia agar memikirkan masalah makanan yang kita konsumsi.
فَلْيَنْظُرِ الإنْسَانُ إِلَى طَعَامِهِ
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Lalu Allah memberikan ketentuan makanan yang bagaimana yang harus di konsumsi manusia. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.
Berdasarkan
ayat tadi, Allah SWT membatasi manusia agar hanya mengkonsumsi makanan
yang halal lagi baik. Tidak hanya halal, tetapi juga baik dan cocok
dengan kondisi tubuh. Sebab tidak semua makanan yang halal adalah baik
bagi tubuh. Daging kambing misalnya, adalah contoh makanan yang halal,
tetapi termasuk makanan yang tidak baik dan tak layak dikonsumsi bagi
penderita penyakit darah tinggi. Jika penderita darah tinggi nekad
mengkonsumsi daging yang memicu tensi darahnya, akan nampaklah betapa
Allah sudah memperingatkan agar makan makanan yang halal lagi baik.
Semua jenis kacang-kacangan, adalah halal untuk dikonsumsi, tetapi
sangat tidak baik dan tak boleh dimakan oleh penderita asam urat.
Bagaimana kalau nekad makan kacang-kacangan? Akan timbul akibat semakin
parahlah penyakit asam uratnya.
Lalu, tidak semua makanan
yang tampaknya baik, yang tampaknya mengandung gizi yang cukup, adalah
halal dikonsumsi. Bisa jadi zatnya mengandung protein dan gizi yang
cukup, tetapi tidak halal di konsumsi. Barangkali memang termasuk
makanan yang sesungguhnya halal di makan, serta baik dan cocok di
konsumsi bagi tubuh, tetapi jika cara mendapatkannya dengan cara haram,
dengan cara menipu, hasil dari riba, hasil melipatgandakan uang yang
dilarang agama, hasil dari pencurian, maka hukumnya pun menjadi haram
dan tak layak dikonsumsi.
Apa sih sesungguhnya pengaruhnya
dalam kehidupan jika kita kaum muslimin mengkonsumsi makanan yang haram
baik haram secara lahirnya maupun cara mendapatkannya ? Bahayakah bagi
kehidupan dunia dan akhirat ?
Disetiap perintah Allah
pasti tersimpan rahasia dan hikmah yang bermanfaat bagi kita, sebaliknya
di setiap larangan, pasti ada bahaya dan hal yang tidak baik bagi kita.
Allah perintahkan sholat, sebabnya sholat mengantarkan ketenangan
hidup. Allah perintahkan puasa, sebab di dalam puasa ada teraphy
kesehatan yang membuat tubuh tetap terjaga dari kerusakan. Allah
wajibkan zakat, sebab di dalam zakat ada kebersamaan dan mengurangi
kesenjangan sosial. Sebaliknya, Allah larang berjudi, sebab judi
melahirkan kemiskinan dan permusuhan, Allah larang mencuri, sebab
mencuri membuat susah orang lain, Allah haramkan riba, sebab di dalam
riba ada unsur yang merugikan, baik bagi yang melakukan riba maupun yang
menerima riba.
Demikian juga dalam masalah makanan.
Makanan yang halal lagi baik, akan membuat tubuh menjadi sehat dan
bersemangat dalam berkarya yang bermanfaat, membuat jiwa dan hati
dipenuhi semangat beribadah kepada Allah. Terasa hidup penuh berkah.
Sebaliknya makanan yang haram, baik haram lahirnya maupun haram cara
mendapatkannya, akan membuat tubuh menjadi sakit dan terkontaminasi
dengan virus-virus yang haram. Kalaupun ada makanan haram yang membuat
tubuh menjadi sehat, tetap saja ada pengaruhnya bagi perkembangan jiwa
dan hati kita. Jiwa dan hati kita akan menjadi malas berkarya, malas
beribadah. Tubuhnya sehat, badannya kuat, tetapi akan terasa berat
melakukan kebaikan.
Mari kita lihat lebih lanjut
penjelasan Rasulullah dalam haditsnya tentang bahayanya memakan makanan
haram. Di dalam hadits yang kita sebutkan tadi bahwa Rasulullah SAW
memberikan warning betapa bahayanya mengkonsumsi makanan yang
haram.Rasulullah bersabda :
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُخْطٍ فَالنَّارُ اَوْلَ يِهِ
Setiap
daging dari tubuh manusia, yang tumbuh membesar dari benda dan asal
yang haram, maka sungguh hanyalah nerakalah yang layak untuknya.
Ya
Allah ya Robb…Hanya neraka yang layak ditempati bagi setiap daging yang
tumbuh membesar dari makanan yang haram, haram karena lahirnya, haram
karena didapatkan dari cara yang diharamkan.
Al-Hafidz Ibnu Mardawaih meriwayatkan sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Abbas bahwa ketika Rasulullah SAW membaca ayat:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan, karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. [Al-Baqarah :
168]
Lalu, Sa’ad bin Abu Waqqash
berdiri kemudian berkata: “Ya Rasulullah, doakan aku agar aku senantiasa
menjadi orang yang dikabulkan do’anya oleh Allah”. Maka Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Sa’ad perbaikilah
makananmu (makanlah yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang
selalu dikabulkan do’anya. Demi (Allah) Yang jiwaku berada di tanganNya,
sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam
perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama empat puluh hari,
dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka
neraka lebih layak baginya”.
Aduh ya Allah...mengkonsumsi
makanan yang haram menyebabkan amal-amal sholeh yang kita lakukan tidak
diterima selama 40 hari, hal ini jika sekali kita lakukan, andai tiap
hari kita memakan makanan yang haram, maka selama-lamanya amal kita tak
diterima Allah. Yang lebih ngeri jika sumber makanan yang kita makan
adalah hasil riba, hasil menipu, maka neraka lebih layak menjadi tempat
kita. Aduh ya Robb...irhamna ya Robb...
Dalam hadits
lainnya yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah menyebutkan : Abu
Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima
sesuatu kecuali yang baik." Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan
kepada orang-orang beriman, seperti Dia perintahkan kepada para rasulNya
dengan firmanNya,: "Wahai para Rasul, makanlah kalian dari makanan yang
baik-baik dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang kalian kerjakan". Dan firmanNya: "Wahai orang-orang yang beriman,
makanlah kalian dari makanan yang baik-baik, dan bersyukurlah kamu
kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah." Kemudian
Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh,
rambutnya kusut lagi berdebu. Orang tersebut menengadahkan kedua
tangannya ke langit seraya berdo'a: "Ya Tuhanku .. Ya Tuhanku .."
Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, dan baju yang dipakainya
dari hasil yang haram. Maka bagaimana mungkin do'anya akan dikabulkan?"
(HR. Muslim, shahih).
Aduh ya Robb...Makanan haram menyebabkan doa tidak diterima, tidak di ijabah, tidak dikabulkan Allah SWT...
Yang
semakin membuat semakin sesak di dada adalah bahwa makanan yang kita
makan sangat besar pengaruhnya pada watak dan prilaku kita. Ilmu
kedokteran menjelaskan bahwa di dalam tubuh kita ada ion-ion positif.
Ion positif hanya mau berinteraksi dengan ion positif pula. Satu contoh,
jika suatu saat kita melakukan kesalahan, jika kita memiliki iman, akan
muncul di dalam jiwa kita rasa bersalah. Ini menandakan ion positif
dalam tubuh kita sesungguhnya menolak ikut berpartisipasi dalam berbuat
kesalahan. Ion positif juga ada pada makanan yang halal. Jika ion
positif yang ada pada makanan halal bertemu dengan ion positif yang ada
dalam tubuh kita, artinya kita mengkonsumsi makanan yang halal, maka
munculnya satu kekuatan yang membuat tubuh, jiwa dan hati kita dipenuhi
semangat untuk berkarya dan beribadah. Sebaliknya, makanan yang haram
mengandung ion negatif, jika ion negatif yang ada pada makanan haram
dipaksakan bertemu dengan ion positif dalam tubuh kita, maka ion positif
yang ada pada tubuh kita akan teracuni yang lama kelamaan ion negatif
tadi menjalar ke seluruh tubuh dn menguasai semua bagian dari tubuh
kita. Tubuh kitapun kini, telah dipenuhi oleh ion negatif. Akibatnya
tubuh dan jiwa kita tak lagi bersemangat dalam berbuat kebaikan. Malas
beribadah, enggan berkarya dalam kebaikan.
Secara pribadi,
saya merasa sangat ngeri dengan nasib saya di hadapan Allah kelak. Diri
ini rasanya sangat berat mengunjungi masjid untuk sholat jamaah, Diri
ini rasanya enggan sekali membaca Al Quran, rasanya malas sekali
mendirikan sholat, rasanya malas sekali berbuat kebaikan, apakah ini
pertanda bahwa makanan yang saya konsumsi tiap hari bercampur dengan
makanan yang haram sehingga saya menjadi malas beribadah. Aduh ya
Robb...irhamni ya Robb...irhamni..
Akankah ini juga di
alami oleh isteri, anak-anak dan anggota keluarga kita ?Akankah kita
meracuni kehidupan keluarga kita dengan menafkahi mereka dengan rizeki
dari sumber yang haram? Menafkahi keluarga dengan makanan yang haram,
berarti kita yang menyeret anggota keluarga kita tak diterima amalnya,
tak di ijabah doanya, akan mengantarkan anak-anak menjadi generasi yang
pemalas, generasi yang ahli meninggalkan sholat dan kewajiban agama
lainnya, generasi yang jauh dari agama, dan yang paling ngeri, setiap
daging yang tumbuh dari diri mereka sudah dipersiapkan tempatnya di
dalam neraka. Masya Allah, haruskah seorang anak yang masih usia balita,
sudah pesankan tiket masuk neraka karena orang tuanya memberikan
makanan yang haram...Ya Allah ya Robb...
Marilah kita
mengadakan instrospeksi diri tanpa berprasangka buruk siapa diantara
kita yang telah mengkonsumsi makanan yang haram, sebab masing-masing
tetap berkeyakinan apa yang kita konsumsi adalah jelas halalnya. Marilah
kita pikirkan nasib kita di masa depan. Zaman kini benar-benar telah
menjadi gila. Manusia yang memikirkan cara mereka mendapatkan harta
dengan cara yang benar, bersih dan halal, sudah semakin sedikit. Asal
harta bisa di raih, cara apapun di halalkan. Praktek-praktek mendapatkan
harta dengan cara yang haram dapat dengan mudah kita saksikan di zaman
ini. Perampokan, penipuan, riba, korupsi, kolusi dan yang lainnya
hampir-hampir selalu diekspos tiap hari oleh koran-koran dan televisi
atau media lainnya. Seolah-olah hal ini sudah merupakan masalah yang
biasa. Orang zaman sekarang seperti tak bisa hidup tanpa judi dan riba.
Yang sangat menyedihkan mereka mengatakan bahwa mereka tak bisa membuka
usaha jika tidak melakukan riba. Manusia benar-benar menggunakan segala
macam cara dalam rangka untuk mendapatkan harta yang sebanyak-banyaknya.
Benarlah prediksi Rasulullah SAW 15 abad yang lalu, saat itu beliau
bersabda: "Akan datang suatu zaman, dimana seseorang tidak lagi peduli
terhadap apa yang ia ambil, apakah itu halal atau haram.". dan zaman
yang diprediksi Rasulullah tersebut kini telah tiba di tengah-tengah
kehidupan kita.
Hendaknya kita bermuhasabah, banyak-banyak
introspeksi diri. Berapa banyak do'a yang telah kita panjatkan kepada
Allah, berapa banyak istighotsah digelar dalam rangka mengatasi berbagai
krisis yang mendera bangsa kita, dan berbagai bencana yang menimpa
negeri kita. Namun pada kenyataannya bencana demi bencana tetap melanda,
berbagai krisis tidak teratasi dan berbagai kesulitan tak kunjung usai.
Mungkinkah ini karena bangsa Indonesia sudah terbiasa dengan
praktik-praktik mendapatkan harta dengan cara yang haram? Sudah terbiasa
mengkonsumsi barang-barang haram, sehingga Allah tidak mengabulkan
do'a-do'a kita?
Sekali lagi mari berinstropeksi diri dan berbenah. Mari memperbaiki diri.
Kita
yang ikhtiarnya mencari rizeki sebagai guru, mari menjadi guru yang
baik. Guru yang tidak korupsi waktu. Agar penghasilan yang diterima
menjadi benar-benar halal dan layak di makan.
Kita yang
ikhtiarnya mencari rizeki sebagai petani, mari menjadi petani yang baik.
Petani yang beriman dan takut jika hasil cocok tanamnya bercampur
dengan yang haram.
Kita yang ikhtiarnya mencari rizeki
sebagai pengusaha dengan mengelola toko, mari menjadi pebisnis yang
jujur, agar hasilnya manis dan jelas halalnya. Hindari praktik riba agar
hasilnya berkah.
Kita yang ikhtiarnya mencari rizeki
menjadi seorang Internet Marketer, hendaknya sangat ekstra hati-hati.
Jangan sampai bisnis kita justeru merugikan orang lain, mencuri hak
ciptanya, menghack situsnya. Jangan sampai bisnis online yang kita
tekuni kita campuri dengan perbuatan-perbuatan haram, tindakan yang
merugikan orang lain meskipun orang kafir, agar hasilnya bersih, berkah
dan membuat hidup menjadi lebih bersemangat sebab darah kita, daging
kita, tumbuh dari sumber yang halal dan jelas bersihnya.
Demikian
juga dengan ikhtiar lainnya, senantiasa berhati-hati agar apa yang kita
usahakan hasilnya tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang haram.
Mudah-mudahan
Allah memberikan kekuatan lahir bathin kepada kita untuk mampu dan mau
berikhtiar dengan cara yang bersih dan halal. Semoga Allah menjaga kita
semua dari praktek-praktek haram yang menghasilkan rizeki yang haram,
yang sesungguhnya tak layak untuk di konsumsi oleh kita sebagai muslim
yang beriman kepada Allah SWT. Amin ya Robbal alamin.